Salut! Mantan Preman Ini Sekarang Diakui Sebagai Petani Panutan

Salut! Mantan Preman Ini Sekarang Diakui Sebagai Petani Panutan

Devi Setya - detikFood
Minggu, 10 Mei 2020 11:00 WIB
preman jadi petani
Foto: twitter @aryprasetyo85
Jakarta -

Asal ada niat dan mau berusaha, setiap orang pasti bisa mengubah nasibnya. Termasuk mantan preman dan tukang mabuk yang kini jadi petani sukses.

Pengguna twitter dengan nama akun @aryprasetyo85 membagikan sebuah kisah lewat utas. Cerita soal petani sukses di tengah kota, tepatnya di Tangerang, tak jauh dari Bandara Soekarno-Hatta.

Memang tak banyak yang tahu kalau di Tangerang ternyata masih ada sawah sayuran yang areanya cukup luas. Sawah ini dikelola oleh Bagas Suratman, seorang mantan preman yang dulunya dikenal sebagai pengangguran dan tukang mabuk.

preman jadi petanipreman jadi petani Foto: twitter @aryprasetyo85


Baca juga : Kreatif! Tanam Cabai di Atap Rumah, Sehari Panen 2,5 Kilogram


Kini sawah seluas 26 hektar ini ada di bawah tanggung jawab Bagas. Menjadi petani tentu saja tak pernah terlintas di pikiran Bagas kala itu tapi seiring perjalanan dan pengalaman hidup, kini ia bukan hanya jadi petani biasa. Kementerian Pertanian bahkan menganggapnya sebagai petani panutan.

Bagas tak sendiri, ia dibantu banyak petani-petani lain yang ia rangkul dari berbagai kalangan. Ada banyak mantan preman, santri pondok pesantren hingga ibu-ibu rumah tangga yang kini sibuk di sawah Bagas.

Pengalaman pribadi yang sama membuat Bagas tergerak untuk merangkul pemuda-pemuda ini. "Saya berpikir pengalaman pribadi, lontang-lantung, mabuk, itu kan yang saya alami dan saya merasa, bagaimana ya cara untuk mendekati mereka, jangan sampai mereka meminta-minta lagi," ujar Bagas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

preman jadi petanipreman jadi petani Foto: twitter @aryprasetyo85


Kisah Bagas ini pernah juga dimuat dalam BBC News dan berhasil menarik perhatian banyak orang. Kurang lebih Bagas sudah mengelola sawah selama 10 tahun dan tak jarang ia diminta untuk menjadi mentor bagi petani-petani lainnya.

Petani muda yang ikut membantu Bagas juga mengaku senang bisa kerja dan menghasilkan uang untuk keluarga. "Awal mulanya saya pengangguran, terus diajak teman ke sini, terus ketemu Pak Bagas, terus saya kerja di sini. Pengen jadi petani aja saya, karena sekolah saya kan nggak tinggi, cuma SD doang, ya udah saya memutuskan menjadi petani," kata Dakir, salah seorang petani muda.

Meski belajar pertanian secara otodidak, ternyata sayuran dan buah yang ditanam Bagas punya kualitas andalan. Banyak pedagang pasar yang mengaku sayuran dan buah hasil kebun Bagas termasuk premium karena segar dan bagus.

Kini sawah yang dikelola Bagas mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat lewat Kementerian Pertanian serta dari pemerintah daerah melalui Pemkab Tangerang.

Baca juga : Petani Ini Donasikan 1 Ton Timun Hasil Panen yang Tak Laku saat COVID-19





(dvs/dvs)

Hide Ads